Selasa, 29 Mei 2012

Wu Wei

Konsep Wu Wei Dalam Agama Tao
            Tao memiliki konsep yang unik untuk seseorang memperoleh keberhasilan dalam sebuah tindakan yang dilakukan dalam hidup ini, baik berupa bekrja, dan apa saja yang dianggap tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan cara yang cukup menarik perhatian orang banyak dan penasaran untuk rasa ingin tahudan mencoba mempraktekkannya. Para penganut agama Tao atau para pengikut setia Lao-tze menyebutnya dengan istilah Wu Wei. Wu Wei dapat di artikan “tanpa berbuat”, “dapat bertindak” atau sarjana Barat dapat mengartikannya dengan istilah “non action”. Dalam konsep agama Tao, Wu Wei  tersebut bukanlah  hanya sekedar sebutan dan hanya di fahami diri manusia, tapi harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam agama Tao, bagaimana Wu Wei yang diartikan tanpa  berbuat atau bertindak tersebut jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari  dapat menyelasaikan segala macam persoalan. Sepintas orang menganggap bahwa kosep Wu wei adalah sebuah konsep yang  “konyol”atau tidak masuk akal, namun dalam agama Tao  konsep yang kurang masuk akal ini di buat jadi masuk akal[1].
            Lao-tse menunjukan betapa pentingnya konsep Wu Wei dalam kehidupan manusia. Cukup banyak ayat-ayat Tao te Ching yang mengulas secara panjang lebar tentang Wu Wei, diantaranya:
            “Tao  selalu menegaskan makna tanpa tindakan bahkan tidak ada yang tertinggal untuk tidak dikerjakan”. Dalam ayat lain pada Tao te ching Wu Wei dijelaskan dalam konteks sebagai berikut:
            “Cara untuk bertindak ,” katanya secara sederhana “ adalah dengan hidup”.[2]
            “Bertindak tanpa aksi, dan berbuat tanpa gaduh”.
            Dalam ayat-ayat Tao te Ching diatas menunjukan bahwa dalam konsep Wu wei tersebut adalah konsep yang mengacu tanpa berbuat, dan tanpa melakukan tindakan. Dalamhal ini bukan berarti tanpa melakukan tindakan atau berbuat, semua pekerjaan menjadi terbengkalai, sebaliknya dengan tanpa bertindak tersebut semua persoalan dapat terselesaikan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam alam ini.
            konsepWu Wei ini juga mendapat perhatian serius dari sarjana jepang D.T Suzuki, seorang penganut agama Zen Budhisme, yang juga menerjemahkan istilah wei sebagai to act, yang artinya “bertindak, membuat suatu pertunjukan, menghentikan pertunjukan itu, memperagakan diri sendiri.” Sedangkan Wu diartikan sebagai “kurang, tidak ada,tanpa”. Wu mwngacu kepada ketiadaan. Dengan demikian dia mengartikan Wu Wei sebagai tanpa tindaka. Wu Wei juga dapat di interpretasikan sebagai perbuatan atau tindakan tanpa gaduh, sebagaiman telah dijelaskan dalam kitab Tao te ching diatas, atau tindakan tanpa kepalsuan. Wu Wei juga dapat diartikan mengambil tanpa tindakan yang bertentangan alam dan menyelaraskan diri dengan alam.  Jika dalam alam ini kita tidak menginginkan kekacauan yang dapat merugikan orang banyak, maka kita jangan berbuat kekacauan, lebih baik kita mengambil sikap diam untuk mewujudkan kedamaian di dunia ini.
            Prinsip Wu Wei atau berbuat atau tanpa bertindak, bukalah sama sekali orang untuk tidak melakukan apapun dalam hidupnya.[3] Tanpa tindakan diartikan berbuat yang sama sekali tidak bertentangan dengan alam, atau seseorang . jangan berjuang melawan arus; sebaliknya mengalirlah bersamanyadan kita akan melewati jarak yang jauh tanpa mengalami kesulitan apapun. Sebagai contoh bahwa penjaga pantai menasehati  orang-orang yang terjebak dalam kencangnya arus air laut, untuk berenang mengikuti arus sehingga akan sampai kepinggir pantai dan jangan sekali-kali melawan tarikannya, nanti merekan akan mengalami ketersiksaan. Contoh-contoh ini menekankan kehati-hatian dan dapat  mengendalikan pikiran dalam semua tindakan yang dilakukan oleh manusia.
            Berdasarka konsep Wu Wei, apapun yang dilakukan oleh manusia, maka harus dapat menyelaraskan diri dengan sifat-sifat alam. Ini merupakan konci untuk menerapkan wu Wei dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manusia. Manusia harus benar-benar menyadari apa yang sedang mereka lakukan, sehingga mereka tidak terjebak pada kesalahan yang fatal. Kesalahan yang fatal dapat juga disebabkan oleh kecerobohan, oleh karena itu kecerobohan harus di hindari, untuk tujuan-tujuan yang dapat menghasilkan kebaikan da manfaat.

Filsafat Wu wei
Wu wei merupakan konsekuensi logis filsafat tao. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan garis edarnya. Hidup ini tumbuh atau berkembang pada jalannya. Manusia terlahir di dunia, kemudian hidup dan akhirnya mati. Tanpa ada usaha  yang dilakukan oleh manusia, maka siang akan berganti menjadi malam air mengalir dari tempat yang tinggi ke rendah. Jika ada air yang mengalir dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi, itu berarti tidak lagi berjalan sesuai dengan aturab Wu Wei, namun sudah ada pemaksaan dari manusia,dengan dibantu oleh alat lain. Tanpausaha manusiapun pohon kecil akan menjadi besar, anak kecil akan tumbuh menjadi dewasa, orang dewasa akan menjaditua dan mati. Pola-pola ini akan trus berjalan tanpa ada usaha yang dilakukan oleh manusia. Tanpa usaha artinya tanpa berbuat peristiwa itu akan terjadidengan sendirimya. Wu Wei mengajarkan, jika kita akan menyelesikan apapun dalam hidup ini, maka jalan terbaik adalah menyekutukan diri dengan alam., sebagaiman disebutkan sebelumnya, yaitu berlakulah seperti sifat-sifat air, yaitu mengalur dari tempat yang tinggi kerendah dan akhirnya dapat memberikan banyak bagi makhluk hidup.[4] Dan contoh air  tersebut merupakan gejala alam yang paling mirip dengan tao sendiridalam pandangan para penganut Tao. Mereka kagum dengan cara air mengapungkan benda-benda tanpa ada kekuatan membawanya disaat pasang. Huruf Cina untuk menggambarkan perenang, jika diuraikan, secara harfiah akan berarti “ia yang mengetahui sifat air”. Demikianlah hanya orang yang mengtahui hakikat kekuatan hidup yang mendasar, tahu bahwa kekuatan itu akan  mendukung jika ia berhenti.[5]
Karena itu, airlah yang merupakn contoh yang paling dekat dengan Tao dalam dunia ilmiah. Tetapi merupakan bentuk pertama Wu Wei. Para penganut Tao amat kagum dengan cara air menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan mencaritempat-tempat yang terletak paling rendah. Namun, walaupun ia mampu menyesuaikan diri, air mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki oleh benda-benda keras dan gampang rusak. Dalam arus sungai air mengikuti pinggiran batu yang tajam, tetapi pada akhirnya air itu mengubah batu-batu tajam itu menjadi batu-batu kecil yang bundar agar sesuai dengan arus aliran air itu sendiri. Alirannya yang lembut itu meluluhkan batu karang dan menghayutkan bukit-bukit yang kita sangka bersifat abadi. Sifat luwes tak berhingga namun kokohtanpa bandingan, itulah kebajikan air, dan demikianlah kebajikan Wu Wei. Orang yang menghayati hal ini, kata Tao te Ching, “ bekerja tanpa upaya” ia berbuat tanpa lelah, membujuk tanpa perlu member alas an, berbicara fasih tanpa mulut berbuih, dan mampu mencapai maksudnya tanpa kekerasan, paksaan, dab tekanan. Walaupun sebagai pribadi ia hampir tidak di perhatikan orang, dalam kenyataanya pengaruhnya amat menentukan.”
Seorang pemimpin itu berada di puncak kepemimpinannya
Jika rakyatnya hamir tidak tahubahwa ia ada
Di kala karyanya selesai, dan tujuannya tercapai,
Mereka semua berkata, “kami sendirilah yang mengerjakan hal ini.” (bab 17)
Suatu cirri terakhir dari air yang menyebabkan ia dijadikan analog yag tepat untuk Wu Wei adalah kejernihannya disaat ia tenang. “ air yang keruh didiamkan,” kata tao te Ching, “jika anda ingin mempelajari bintang setelah berada dalam kamar yang terang benderang cahayanya, anda harus menunggu dua puluh menit supaya mata anda dapat membesarkan diafragmanya untuk melaksanakan tugas yang baru itu. “ Harus ada masa penantian yang sama jika titik pusat pikiran akan disesuaikan dari kesilauan  dunia luar kepada persembunyian jiwa yang paling dalam. Namun kejernihan hanya dapat tertangkap oleh mata batin jika kehidupan manusia itu mencapai ketenangan yang diam dari suatu telaga yang dalam dan hening.
Prinsip tanpa tindakan tergantung pada keyakinan yang mendalam terhadap naluri alam. Dorongan dan naluri telah ada dalam diri manusia. Jika manusia membiarkan semua itu berkembang, mereka akan dapat mewujudkan semua potensi yang ada pada dirinya, manusia dianjurkan untuk menyelaraskan  diri kepada alam dan membiarkan sesuatu bekerja dengan sendirinya, tanpa ada unsur paksaan. Dalam dunia ini, segala sesuatu yang dilakukan dengan keterpaksaan, maka hasil dan akibatnya kurang baik. Sering kali kita tidak menyadari bahwa banyak perbuatan yang kita lakukan setiap hari didorong oleh keterpaksaan atau memkakan kehendak agar sesuatu itu dapat terwujud. Jika dilihat dari sudut pandang Wu Wei maka perbuatan tersebut sangat bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam alam.
Agama Tao menekankan pada semua orang, khususnya pada para pengikutnya untuk memulai suatu pekerjaan dari yang paling sederhana kemudian menginjak ke yang lebih sulit.hal ini dilakukan agar semua pekerjaan dapat dilakukan dengan baik. Disamping itu, jika pekerjaan dimulai dari yang paling sederhan ke yang paling sulit, maka kita akan mengenal lebih mendalam pekerjaan yang akan kita lakukan, dan apabila kita melakukan pekerjaan yang paling sulit kita tidak lagi mengalami kesulitan lagi untuk melakukannya. Memulai dari yang paling mudah sama artinya menerapkan prinsip-prinsip Wu Wei dalam pekerjaan tersebut.
Dapat dilihat bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa  menggunakan prinsip Wu Wei. Misalnya, apabila kita mengerjakan suatu soal matematika dalam ujian sekolah atau dalam ujian-ujian untuk melamar suatu pekerjaaan, maka kita selalu memulainya dari soal-soal yang paling mudah terlebih dahulu untuk dikerjakan, setelah itu, baru kita mengerjakan soal-soal yang sulit. Sepertinya apa yang kita lakuka selama ini, tanpa kita sadari telah bermuara kepada ajaran-ajaran Tao. Apa yang kita lakukan selama ini, tidak pernah kita tanyakan dari mana asal-muasalnya, dan bahkan sudah menjadi kebudayaan kita semua. Karena prinsip ini di pandang cukup bagus, maka selalu diwariskan kepada anak cucu kita.
Bukan saja Lao-tse, Confucius juga  pernah mengatakan bahwa; “Jika kita ingin menciptakan Negara yang aman, makmur dan sejahtera, maka haruslah dimulai dari lingkungan keluarga”. Artinya, keluarga adalah kelompok terkecil dari suatu masyarakat, jika kita sendiri belum sanggup mensejahterakan  keluarga kita, memimpin kearah yang lebih baik, maka jangan berharap kita akan berhasil memimpin suatu Negara.jika dipaksakan Negara akan menjadi hancur atau berantakan. Dapat dilihat bahwa ajaran Confucius ini sejalan dengan ajaran Tao, terutama Wu Wei.
Para pengikut Tao menekankan pencegahan sejak awal, jika kita bertindak, jika persoalan selagi masih kecil dan mudah, maka yang kita lakukan jauh lebih sedikit dan tenaga yang kita keluarkanpun juga semakin sedikit. Apabila kita menunggu sampai persoalan kita menjadi rumit, maka penyelesaian akan jauh lebihsulit, dan tenaga yang kita keluarkanpun, akan menjadi besar.  Contoh kasus pada pedagang kaki lima yang selama ini menjadi persoalan kota-kota besar. Jika pedagang kaki lima di cegah selagi masih kecil ( atau sebelum mereka membikin gubuk-gubuk atau lapak-lapak yang permanen), maka akan lebih mudah memberantasnya ketimbang mereka sudah menjadi besar dan banyak. Disini letak kesalaha pemerintah dalam hal menangani kasus pedagang kaki lima selamaini. Sehingga pengusirannya menjadi lebih sulit, dan selalu memakan korban.
Begitu juga dengan kasus pendudukan tanah milik orang lain oleh pedagang-pedagang kecil, pemulung yang tidak punya tempat tinggal dikota-kota besar selama ini. Apabila mereka sudah besar atau sudah banyak dan membuat rumah-rumah permanen, maka aparata keamanan baru akan bertindak dan melakukan pengusira. Selagi kecil, para pemilik tanah dan aparat keamanan tidak pernah mempersoalkannya, tapi apabila sudah besar baru mereka bereaksi. Akibatnya banyak tenaga dan sering kali terjadi kerusuhan, akibat pengusiran yang dilakukan. Barangkali persoalan ini tidak akan menjadi rumit jika sejak dini para pemilik tanah dapat mencegahnya atau tidak mengizinkan mereka untuk menempati tanah-tanah kosong yang belum dibangun. Apabila kita ingi mengacu pada prinsip-prinsip Wu Wei, maka semua persoalan akan terselesaikan dengan baik.

Wu wei dalam pemerintahan
Prinsip tanpa tindakan tidak hanya berlaku untuk aspek-aspek tertentu saja, tapi juga berlaku dalam semua aspek kehidupan manusia selama ini. Salah satu bidang yang diminati oleh Lao tse adalah bidang pemerintahan, karena bidang ini sangat berhubungan dengan system  pemerintahan raja-raja masa lampau dan berlaku dala kekaisaran. Satu-satunya yang banyak dirujuk dalam Tao te Ching adalah Tao itu sendiri, karena Tao diyakini sebagai sumber segala sesuatu yang ada di muka  bumi ini.banyak gagasan tentang kebijakan pemerintah juga berlaku untuk manajemen maupun kehidupan sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga. Karena dalam memimpin rumh tangga juga dibutuhkan managemen, meskipun managemen yang sangat sederhana,namuntidak sedikit orang yang gagal dalam kehidupan rumah tangga, alasannya bermacam-macam, mulai dari ketidak cocokkan satu dengan yang lainnya akibat tidak mau saling mengalah, sampai kepada adanya “ orang ketiga” yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga.
Banyak para ahli mengatakan bahwa politik Taois dapat disamakan dengan konsep Eropa Laisse-faire, yaitu pemerintah yang paling sedikit memerintah adalah pemerintah yang baik dan bijaksana. Para kaum bijak Taois menasehati para penguasa yang sedang berkuasa, agar diam mengamati dan membiarkan rakyat berkembang seperti apa adanya. Sebagaiman Lao-tse pernah mengatakan bahwa: memerintah negeri yang besar sama saja memasak ikan yang kecil”. jika kita memasak ikan didalam panci, dan sebelum ikat tersebut masak, sering kali kita membulak-baliknya, agar masak ikan tersebut merata. Tapi apa akibatnya, jika ikan tersebut sering kita bolak-balik , sebelum ikan tersebut benar-benar masak. Maka ikan itu akan hancur dan bahkan tidak nikmat lagi untuk dimakan. Hal yang sama juga berlaku pada pemerintah, yang terlampau banyak mencampuri urusan rakyatnya, bukan cepat menyelesaikan permasalahan, akan tetapi menimbulkan persoalan yang lebih besar danrumit. Oleh karena itu Lao tse menganjurkan kepada pemerintah yang bijak untuk tidak terlalu mencampuri persoalan rakyatya, biarlah rakyat berjalan dengan sendirinya dan menentukan nasibnya.
Begitu juga dengan hukum dan undang-undang yang berlaku dalam suatu Negara,diusahakan jangan telalu banyak pembatasan kepada rakyat, sehingga banyak menimbulkan banyak persoalan, karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam menyelesaikan suatu persoalan, Lao-tse, Chuang tsu, dan Lien tsu, sama-sama meyakini bahwa larangan yang terlalu banyak terhadap rakyat dapat mencipakan rakyat menjadi memberontak akibat ketidak setujuan, dan menimbulkan kemiskina. Semakin banyak hukum yang di tetapkan, akan semakin banyakpula pencuri, sebagaimana dikatakan Lao tse dalam Tao te Ching, “ Semakin banyak larangan, semakin banyakritual yang dihindari akan semakin melarat pula rakyat… semakin banyak hukum yang ditetepkan, akan semakin banyakpula pencuri, karena itu orang bijak berkata “ selama aku tidak melakukan apa-apa, rakyat akan mengentaskan diri.
Lieh tsu memperlihatkan betapa seorang pemimpinseharusnya mampu mengenali bakat rakyatnya. “Dengan demikian, dalam pemerintahan suatu negeri, yang paling berat adalah mengenali nilai yang terdapat pada orang lain, atau sekedar mengandalkan diri sendiri.” Jadi penting bagi seorang pemimpin untuk memfasilitasi kemampuan rakyatnyadan membiarkan mereka menentkanjalan hidupnya sendiri. Dengan mengurangi batasan-batasan pada rakyat, rakyat akan mengembangkan bakatnya dan Negara akan memperoleh manfaatnya. Berdasarkan ajaran Taoisme, bahwa rakyat tidak perlu banyak diberi aturan-aturan dan mengatasi ruang geraknya, karena akan menghambat kemampuannya untuk berkembang, dan rakyat menjadi terkekang hidupnya. Akibatnya rakyat akan memberontak  akibat ketidakpuasaannya terhadap peraturan-peraturan yang mempersulit ruang geraknya. Jadi, mengurangi peraturan-peraturan yang dapat mengekang kehidupan masyarakat dalam rangka menciptakan keteraturan dalam hidup, adalah salah satu segi dari prinsip-prinsip Wu Wei dalamkehidupan seharihari.prinsip Wu Wei ini juga  menekankan agar manusia tidak melanggar ketenrtuan-ketentuan yang berlaku dalam alamini. Jika masyarakat pada dasarnya hidup secara teratur dan damai, jangan kita berusaha menciptakan persoalan-persoalan di dunia ini yang dapat membuat hidup masyarakat menjadi tidak tentram dan hidup secara tidak damai.. adanya peperangan antar dua Negara barudalam suatu Negara yang sudah sah, dan lain-lain dan tidak lain adalah melanggar prinsp-prinsip alam yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Tao.[6]



KESIMPULAN
           
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan, bahwa konsep Wu Wei dalam agama Tao adalah Tao memiliki konsep yang unik untuk seseorang memperoleh keberhasilan dalam sebuah tindakan yang dilakukan dalam hidup ini, baik berupa bekrja, dan apa saja yang dianggap tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan cara yang cukup menarik perhatian orang banyak dan penasaran untuk rasa ingin tahu dan mencoba mempraktekkannya. Dalam filsafat Wu wei, bahwasanya inti dari wu wei tersebut adalah mengikuti keselarasan dengan alam.
  

DAFTAR PUSTAKA

Smith, Huston. Agma-agama Manusia.Jakarta.Yayasan Obor Indonesia.2008
Sou’yb, Joesoep. Agama-agama besar di dunia.Jakarta.Pt.Al Husna Zikra
Tanggok, M. Ikhsan, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao.uin Jakarta Press
http//www. Google.Konsep+tao+wu wei



[1] Dr.M.Ikhsan Tanggok.Mengenal Lebih Dekat Agama Tao.uin Jakarta Press
[2] Huston Smith.Agma-agama Manusia.Jakarta.Yayasan Obor Indonesia.2008
[3] Joesoef Sou’yb.Agama-agama besar di dunia.Jakarta.Pt.Al Husna Zikra
[4] Dr.M.Ikhsan Tanggok.Mengenal Lebih Dekat Agama Tao.uin Jakarta Press
[5] Huston Smith.Agma-agama Manusia.Jakarta.Yayasan Obor Indonesia.2008 hal 241
[6] Dr.M.Ikhsan Tanggok.Mengenal Lebih Dekat Agama Tao.uin Jakarta Press 

0 komentar:

Posting Komentar