Selasa, 29 Mei 2012

Etika dalam Agama Konghucu


Ajaran Konghucu Tentang Etika
Ajaran Konfusius
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia.
Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
            Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan etika yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.
Intisari ajaran Khong Hu Cu
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
     Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
     Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
     Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
     Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
     Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
     Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
     Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao) Khonghucu sangat menekankan pentingnya nilai-nilai etika, baik itu dalam kehidupan rumah tangga, di masyarakat, dan di pemerintahan. Menurut Khonghucu etika itu penting untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Untuk mencapai tujuan yang lebih besar itu, Khonghucu menganjurkan agar dimulai dari yang lebih kecil. Dengan kata lain, apabila kita hendak mewujudkan perdamaian dunia, hendaklah dimualai dari kehidupan rumah tangga.
San Kang (Tiga Hubungan)
      Hubungan seorang raja dengan menterinya atau hubungan atasan dengan bawahannya.
      Hubungan Orang Tua dengan Anak.
      Hubungan suami dengan istri.
Ngo Lun (Lima Norma Kesopana dalam Masyarakat)
      Hubungan seorang raja dengan menterinya atau hubungan atasan dengan bawahannya.
      Hubungan Orang Tua dengan Anak.
      Hubungan suami dengan istri.
      Hubungan saudara dengan saudara.
      Hubungan teman dengan teman.
Sifat-sifat Mulia dalam Ajaran Khonghucu
  1. Wu Chang (lima sifat yang mulia)
      Ren/Jin: cinta kasih, rasa kebenaran, kebajikan, tahu diri, halus budi pekerti (sopan santun) serta dapat menyelami perasaan orang lain.
      I/Gi, yaitu: rasa solidaritas, senasib sepenanggungan dan rasa mrmbela kebenaran.
      Li atau Lee, yaitu: sopan santun, tata krama, dan budi pekerti.
      Ce atau Ti, yaitu: bijaksana atau kebijaksanaan (wisdom), pengertian dan kearifan.
      Sin, kepercayaan, rasa untuk dapat dipercaya oleh orang lain serta dapat memegang janji dan menepati janji.
2.      Pa Te (delapan sifat mulia)
·         iau/Hau dapat diartikan rasa bakti yang tulus terhadap orangtua, guru, dan leluhur.
·         Thi/ Tee dapat diartikan sebagai rasa hormat terhadap yang lebih tua di antara saudara.
·         Cung/Tiong dapat diartikan sebagai setia terhadap atasan, setia terhadap teman dan kerabat.
·         Sin dapat diartikan kepercayaan, rasa untuk dapat dipercaya atau dapat menepati janji.
·         Lee / Li dapat diartikan sebagai sopan santun, tata krama, dan budi pekerti.
·         I / Gi dapat diartikan sebagai rasa solidaritas, rasa senasib dan sepenaggungan, dan mau membela kebenaran serta menolak hal-hal yang dirasakan tidak baik dalam hidup ini.
·         Lien / Liam dapat diartikan mempraktekkan cara hidup yang sederhana dan tidak melakukan penyelewengan.
·         Che / Thi diartikan dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang amoral atau hal-hal yang dapat merusak moral.


0 komentar:

Posting Komentar